HOKI22 – China Gelar Sepak Bola Robot AI Pertama, Dikendalikan Tanpa Manusia

Final turnamen robot sepak bola ROBO League antara tim THU Robotics Tsinghua University dan Tim Mountain Sea dari China Agricultural University. Yang membuat turnamen sepak bola ini menarik yaitu karena seluruh robot tersebut sepenuhnya dikontrol oleh teknologi AI, tanpa intervensi manusia sedikit pun.

Lihat Foto

China menggelar pertandingan sepak bola antar robot 3 versus 3 yang sepenuhnya dikendalikan oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Turnamen bertajuk ROBO League ini dilaksanakan di Beijing pada Sabtu (28/6/2025) lalu, yang menjadi pertandingan uji coba perdana untuk World Humanoid Robot Sport Games 2025, ajang kompetisi olahraga internasional khusus robot humanoid.

Dikutip Global Times dari laporan CCTV News, acara ini memadukan antara robot dari tim THU Robotics Tsinghua University dan Tim Mountain Sea dari China Agricultural University. Pertandingan keduanya dimenangkan oleh tim THU Robotics dengan total skor 5-3. 

Dikontrol pakai AI

Selain menggunakan robot humanoid sebagai pemain utama, yang membuat turnamen sepak bola ini menarik adalah seluruh robot tersebut sepenuhnya dikontrol oleh teknologi AI, tanpa intervensi manusia sedikit pun.

Direktur Eksekutif Panitia Penyelenggara dan Wakil General Manager dari Shangyicheng (Beijing) Technology and Culture Group, Dou Jing, mengatakan bahwa kompetisi sepak bola robot AI ini merupakan yang pertama di China dan sepenuhnya berjalan secara otonom.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Ini adalah pertandingan sepak bola robot AI pertama di China, yang sepenuhnya otonom,” kata Dou Jing, sebagaimana dikutip KompasTekno dari laman Global Times, Rabu (9/7/2025).

Jing menyebut, kompetisi ini merupakan wujud kombinasi antara inovasi teknologi dan aplikasi industri. Sebab, dalam praktiknya, semua robot bergerak dan bermain di bawah kendali sistem AI.

“Ini merupakan kombinasi dari inovasi teknologi dan aplikasi industri, serta jendela penting untuk membawa robot ke kehidupan publik dan skenario dunia nyata,” tambahnya.

Kendati inovasinya cukup menjanjikan, panitia penyelenggara turnamen antar-robot tersebut mengakui bahwa teknologi yang digunakan oleh perangkat humanoid itu masih memiliki keterbatasan.

Panitia mengungkap, salah satu kendala terbesar yang masih dialami oleh robot AI yaitu saat menghadapi rintangan bergerak di lapangan. Menurut mereka, para robot masih saling bertabrakan.

Menyadari keterbatasan ini, tim penyelenggara lantas memutuskan untuk menerapkan sistem aturan yang lebih longgar, tabrakan yang terjadi karena keterbatasan robot, tidak akan dihitung sebagai pelanggaran. 

Perbedaan inilah yang menjadi ciri khas dalam kompetisi sepak bola robot AI, karena mampu menyeimbangkan daya saing, daya tarik penonton, dan kelayakan rekayasa di tengah kondisi teknologi yang masih berkembang.

Kemampuan setara anak usia lima sampai enam tahun

Adapun penilaian terkait kurangnya kemampuan robot AI dalam pertandingan sepak bola ini juga diungkap oleh Cheng Hao, pendiri Booster Robotics sekaligus pemasok robot resmi ajang sepak bola ROBO League.

Menurut Hao, kemampuan robot AI dinilai masih berada di level dasar atau setara dengan performa anak-anak usia lima sampai enam tahun yang dalam satu kali pertandingan bisa memperoleh satu sampai dua poin. 




Meski demikian, Hao masih menganggap bahwa perkembangan teknologi robot AI tersebut termasuk cepat. Sebab, hanya dalam kurun waktu satu tahun, kemampuannya diklaim sudah meningkat drastis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *