
kecerdasan buatan (AI) tidak hanya datang dari kalangan ilmuwan dan teknolog. Pemimpin baru Gereja Katolik, Paus Leo XIV, turut menyuarakan keprihatinannya atas dampak sosial dan etika dari teknologi ini.
Dalam pidato perdananya di hadapan Dewan Kardinal, Paus Leo XIV – yang bernama asli Robert Francis Prevost – menyebut bahwa pemilihan nama kepausannya terinspirasi dari Paus Leo XIII, tokoh penting Gereja saat revolusi industri pertama. Ia menilai dunia kini tengah menghadapi revolusi industri baru, yang salah satunya dipicu oleh perkembangan AI.
“Di zaman sekarang, ajaran sosial Gereja dibutuhkan sebagai respons terhadap revolusi industri lainnya dan perkembangan di bidang kecerdasan buatan yang menimbulkan tantangan baru bagi pembelaan martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja,” ujar paus pertama asal Amerika Serikat itu.
Pernyataan tersebut menjadi penegas bahwa AI telah menjadi perhatian serius Gereja Katolik. Bahkan, aspek AI turut menjadi salah satu alasan Paus Leo XIV memilih nama kepausannya, dilansir KompasTekno dari Gizmodo, Selasa (13/5/2025).
Kekhawatiran Paus Leo XIV sejalan dengan pesan-pesan mendiang Paus Fransiskus yang sejak beberapa tahun terakhir telah menyoroti isu etika dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI.
Vatikan pun menerbitkan dokumen resmi pada Januari 2025 yang membahas pandangan Gereja tentang AI, batasannya, serta pentingnya nilai-nilai moral dalam proses penciptaannya.
Dalam dokumen tersebut, Gereja memperingatkan bahaya AI yang dapat menciptakan “narasi palsu” yang dipercaya dan disebarluaskan seolah-olah merupakan kebenaran.
Pesan itu juga ditegaskan kembali oleh Paus Leo XIV dalam tekadnya untuk melanjutkan warisan pendahulunya, terutama dalam hal kesederhanaan dan pelayanan sosial.
Selain isu teknologi, Paus Leo XIV juga menyerukan agar Gereja memainkan peran lebih aktif dalam memulihkan iman umat yang terdampak berbagai persoalan sosial.
Dalam homili pertamanya, ia menyoroti kaitan antara krisis iman dengan keretakan keluarga, pelanggaran martabat manusia, dan hilangnya belas kasih dalam masyarakat.
Dengan mengangkat isu AI sebagai salah satu perhatian utama, Paus Leo XIV menunjukkan bahwa Gereja tidak berpaling dari dinamika zaman, tetapi justru hadir untuk menuntun umat menghadapi tantangan baru dalam era digital ini.