
Perplexity AI merilis tools baru bernama “Perplexity Labs“. Ini menjadi usaha terbaru Perplexity untuk melebarkan sayapnya di luar core bisnisnya sebagai mesin pencari berbasis AI.
Perplexity Labs memiliki kemampuan untuk membantu pengguna membuat laporan dan spreadsheet, hingga dashboard yang berisi visualisas dengan gambar, grafik, tabel, atau indikator.
Menurut keterangan resmi di blog Perplexity, Labs dapat mempermudah pengguna dalam berbagai skenario. Misalnya, di bidang bisnis, pengguna bisa mengembangkan strategi trading, target prospek bisnis, dll.
Di bidang kreatif, pengguna bisa memanfaatkan Labs untuk mengembangkan konsep film dengan storyboard (visualisasi cerita dalam bentuk rangkaian gambar atau ilustrasi yang disusun secara berurutan, mirip dengan komik).
Di bidang edukasi, pengguna bisa membuat dokumen riset soal Vienna, misalnya, yang cocok untuk digunakan untuk belajar anak umur delapan tahun. Isinya bisa soal sejarah, tempat dan makanan populer, dan dilengkapi dengan visual pendukung.
Labs juga bisa membantu di bidang olahraga. Misalnya, pengguna memerintahkan Labs untuk memvisualisasikan hasil kualifikasi balap Formula 1 tahun 2025 vs 2024 berdasarkan tim, untuk melihat mana yang lebih cepat/lambat.

Butuh berpikir sekitar 10 menit
Setelah mendapatkan perintah, Labs akan melakukan riset dan analisis yang membutuhkan waktu sekitar 10 menit atau bisa lebih lama. Kemudian, AI Perplexity bakal menyusun hasil temuan dalam bentuk laporan, dokumen, atau spreadsheet sesuai perintah.
“Labs dirancang untuk ‘berpikir” lebih lama, 10 menit atau lebih, dan memanfaatkan alat tambahan (untuk menyelesaikan tugas), seperti pembuatan file lanjutan dan pembuatan aplikasi mini,” tulis Perplexity.

Untuk melengkapi laporan, pengguna bisa membuat grafik, tabel, bahkan aplikasi web interaktif sederhana. Menurut Perplexity, ini dimungkinkan karena AI dapat menulis kode untuk menyusun data, menerapkan rumus, dan membuat dokumen.
Menurut ilustrasi gambar yang dibagikan Perplexity, aset visual ini bakal dikumpulkan di satu tab khusus bernama “Assets”. Di tab ini, pengguna bisa melihat, menyain, hingga mengunduh visual yang pernah dibuatnya.
Peprlexity sesumbar data yang disajikan di laporan, spreadsheet, hingga dashboard dan web apps bakal akurat, mengingat keunggulan Perplexity sebagai mesin pencarian selama ini.

Wajib langganan
Untuk menikmati fitur Perplexity Labs, pengguna wajib berlangganan (Perplexity Pro) seharga 20 dollar AS atau sekitar Rp 326.000-an per bulan. Fitur ini tersedia di Perplexity versi web, iOS, hingga Android, dan akan segera hadir untuk aplikasi Mac dan Windows.
Setelah berlangganan, pengguna wajib mengaktifkan (enabled) mode Labs melalu ikon lampu di kolom perintah. Kemudian, pengguna bisa memberikan perintah untuk mengeksekusi idenya menjadi laporan hingga visualisasinya.
Sebelumnya, Perplexity juga merilis fitur bernama Deep Search, dimanfaatkan untuk riset mendalam terhadap suatu topik. Fitur ini didukung oleh model AI terbaru besutan DeepSeek, yaitu DeepSeek R1 yang disesuaikan.
Menurut Perplexity, pengguna disarankan untuk menggunakan Deep Search jika menginginkan hasil perncarian yang komprehensive dari pertanyaan yang “sulit” atau kompleks. Karena, biasanya AI bakal bisa menyajikan jawaban hanya dalam waktu sekitar 3-4 menit.
Namun, jika butuh untuk membuat analisis dan disajikan dalam laporan/spreadsheet lengkap dengan visualisasinya, kata Perplexity, Labs adalah pilihan yang lebih ideal, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari blog resmi Perplexity, Senin (2/6/2025).
