
Perplexity resmi meluncurkan peramban (browser) internet bertenaga AI yang dijuluki Comet pekan ini.
Comet, yang dibuat dari kode browser gratis (open source) Google Chromium, dirancang untuk mengintegrasikan mesin pencari (search engine) dan asisten AI ke dalam pengalaman menjelajah internet dan situs web.
Dengan Comet, berbagai hal yang biasa dilakukan pengguna, seperti merangkum konten, membandingkan produk, melakukan pembelian atau pemesanan hotel, dan lain sebagainya bisa langsung diselesaikan secara mulus dan otomatis dengan AI.
Comet is here.
A web browser built for today’s internet.pic.twitter.com/cFPeghl2YM
— Perplexity (@perplexity_ai) July 9, 2025
Secara desain, tampilan utama Comet mirip seperti browser internet pada umumnya. Namun, laman utama aplikasi tersebut menampilkan search engine AI buatan Perplexity, seperti tampak pada gambar di bawah.
Di sini, pengguna bisa memasukkan kata kunci, frasa, atau kalimat (prompt) dalam kotek text (text box) yang tersedia untuk mencari informasi atau jawaban atas pertanyaan mereka di internet.

Pada bagian kanan atas tampilan utama Comet, terdapat satu fitur unggulan browser ini yang dinamai “Assistant”. Ketika diakses, fitur ini akan menampilkan jendela sidebar yang muncul di kanan tampilan utama browser.
Di jendela ini, pengguna bisa memasukkan beragam prompt supaya asisten AI bisa melakukan apa yang pengguna perintah tanpa harus menjelajah web secara manual.
Ketika pengguna ingin memesan hotel atau tiket ke sebuah tempat dengan syarat dan detail spesifik, misalnya, asisten AI di dalam Comet bisa melakukannya secara otomatis.
Lalu, pengguna juga bisa mendapatkan rangkuman dari informasi yang sedang ditampilkan, memasukkan jadwal ke kalender, menerjemahkan informasi yang tengah dibaca, dan masih banyak lagi.
Selain itu, asisten AI di Comet juga bisa menjalankan beberapa fungsi utama browser, seperti mengelompokkan tab, membuka atau menutup tab baru, hingga menelusuri banyak laman web secara otomatis tanpa harus di-klik satu per satu.
Saat ini, Comet hanya tersedia secara terbatas di Windows dan mac untuk para pelanggan Perplexity Max yang membayar 200 dollar AS (sekitar Rp 3,2 juta) per bulan.
Ketersediaan secara luas akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Sabtu (12/7/2025).